Sabtu, 17 November 2012

DAMPAK SUHU BAGI TUBUH MANUSIA Posted on June 11, 2012 Ditulis oleh Sandy Yudha Guntara NRP 2511 204 001, Mahasiswa Pascasarjana Teknik Industri-ITS Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu system tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperature luar adalah jika perubahan temperature luar tubuh tersebut tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh (Tjitro, 2004). Suhu udara dianggap nikmat bagi orang Indonesia ialah sekitar 240 C sampai 260 C dan selisih suhu didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 50 C. Batas kecepatan angina secara kasar yaitu 0,2 sampai 0,5 m/dt. Keseimbangan panas suhu tubuh manusia selalu dipertahankan hamper konstan/menetap oleh suatu pengaturan suhu pada tubuh manusia. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini darah sangat berperan dalam membawa panas dari tubuh dalam ke kulit sehingga panas dihamburkan kesekitarnya (Pengawasan K3 lingkungan, Departemen tenaga kerja dan transmigrasi R.I.). Tabel 1. Pengaruh Temperatur Pada Tubuh Manusia Temperatur Keterangan ±490C Dapat tahan sekitar 1 jam tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental ±300C Aktifitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam bekerja dan menimbulkan kelelahan fisik ±240C Kondisi optimum ±100C Kelelahan fisik yang ekstrem mulai muncul (Sumber : Tjitro, 2004) Pengaruh lingkungan kerja panas terhadap suhu untuk individu yang selalu berhadapan dengan faktor panas agar tidak merasa terganggu, maka beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu faktor yang mempengaruhi toleransi tubuh terhadap panas (Pengawasan K3 lingkungan, Departemen tenaga kerja dan transmigrasi R.I.).: Aklimatisasi Ukuran tubuh Umur Jenis Kelamin Kesegaran Jasmani Suku Bangsa Suhu yang tinggi biasanya bertalian dengan berbagai penyakit antara lain (http://www.belantaraindonesia.org/2012/04/penyakit-gunung-dan-penanganannya.html): Heat cramps, adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 400C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan , atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Dengan tanda dan gejala sebagai berikut : Tidak berkeringat. Jika head stroke disebabkan oleh suhu lingkungan yang sangat panas, maka kulit cenderung terasa panas dan kering Kemerahan pada kulit Gejala saraf lain, misalnya kejang, tidak sadar, halusinasi Heat exchaustion, adalah kelelahan karena panas, yakni suatu keadaan yang terjadi akibat terkena panas selama berjam-jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Dengan tanda dan gejala sebagai berikut : Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena keringat. Kulit menjadi dingin, pucat, dan lembab, Penderita menjadi linglung / bingung hingga terkadang pingsan. Heat stroke,adalah suatu keadaan yang bias berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, bias menyebabkan kerusakan yang permanent atau kematian. Dengan tanda dan gejala sebagai berikut : Sakit kepala, perasaan berputas (vertigo). Denyut jantung meningkat dan bias mencapai 160-180 kali/menit (normal 60-100 kali/menit). Suhu tubuh meningkat sampai 400-410C, menyebabkan perasaan seperti terbakar. Cara pencegahan tekanan panas dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain (Pengawasan K3 lingkungan, Departemen tenaga kerja dan transmigrasi R.I.) : Memperbaiki aliran udara atau sistem ventilasi yang lebih sempurna. Mereduksi tekanan panas dilingkungan kerja yang ada sumber panasnya, sehingga diperoleh efisiensi kerja yang baik. Penerapan teknologi pengendalian untuk menurunkan suhu basah dibawah nilai ambang batas. Penggunaan teknis perlindungan agar tenaga kerja tidak terpapar terhadap tekanan panas dan pemeliharaan kesegaran jasmani tenaga kerja. Penyediaan air minum yang cukup untuk keseimbangan cairan tubuh. Penyesuaian berat ringan pekerjaan. Dalam konsep K3, penggunaan APD (alat pelindung diri) merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal tersebut disebabkan karena APD bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likehood) namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduse consequences). Daftar Pustaka Pengawasan K3 lingkungan, Departemen tenaga kerja dan transmigrasi R.I http://www.belantaraindonesia.org/2012/04/penyakit-gunung-dan-penanganannya.html Tjitro, B dan S, Jerry (2004). “Perbaikan alat Bantu kerja dengan pendekatan ergonomic dan keselamatan kerja di PT. Karya Mulia Indah Sdoarjo”. Tugas akhir S1, Jurusan Teknik Industri, Universitas Surbaya,Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar